• Twitter
  • Technocrati
  • stumbleupon
  • flickr
  • digg
  • youtube
  • facebook

Follow our Network

___ADA SENYUM BAHAGIA DIWAJAH CINTA____

1

Label:

Cinta tak pernah meminta untuk menanti, tapi ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilahkan. Yang ini pengorbanan. (Salim A. Fillah)

Seorang ukhti berwajah lembut dengan mata yang berkaca-kaca menunjukkan sebuah SMS padaku. Ia menghela nafas dan bertutur :
"Mba', ana bahagia melihat saudara ana bahagia. Tapi jika kebahagiaan saudaraku itu mendatangkan kesedihan di hati saudara ana yang lain. Ana gak tau gimana seharusnya bersikap. Andai bisa, ana ingin semua saudara ana bahagia."
Dan ia pun menitikkan air mata. Bukan untuk dirinya. Tapi untuk saudaranya.
Dan aku cuma bisa berkata, "Insya Allah, ini yang terbaik untuk beliau. Yakinlah, skenario Allah itu jauh lebih indah daripada apa yang kita angankan. Karena apa yang baik menurut kita, belum tentu baik dalam pandangan-Nya. Begitupun sebaliknya.
Dan Allah Maha Tahu apa yang terbaik buat hamba-hamba-Nya. Dan aku yakin, jika beliau hadir disini, beliau pasti juga akan bahagia. Bahagia karena melihat senyum di wajah Cinta sekarang."

"Jika beliau ikhlas, Insya Allah beliau pasti akan mendapatkan yang lebih baik dari apa yang beliau lepaskan", batinku sembari melihat pengantin yang tengah bersanding di pelaminan. Barakallahu Cinta... Barakallahu laka wa barakah alaika wa jama'a bainakuma fi khoir... Semoga Allah selalu memberi yang terbaik dan hanya yang terbaik buat anti...

Memang cinta tak pernah meminta untuk menanti, Ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilahkan. Yang ini pengorbanan. Dan seorang pemuda terbaik dari generasi sahabat telah mengajarkannya kepada kita. Dia-lah Ali Bin Abi Thalib.

--Ada rahasia terdalam dihati Ali yang tidak dikisahkannya pada siapapun..
Fatimah, karib kecilnya, puteri tersayang Sang Nabi yang adalah sepupu itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Ali tidak tahu apakah itu disebut cinta. Tapi ia memang pernah tersentak ketika mendengar kabar yang mengejutkan. Fatimah sedang dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah.. Lelaki yang iman dan akhlaqnya yang tak diragukan; Abu bakar Ash Shiddiq Radhiyallahu' anhu.

Apalah ia jika dibandingkan dengan seorang Abu Bakar. Betapa banyak tokoh bangsawan dan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar..
Betapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para fakir yang dibela. Dari sisi finansial, Abu Bakar sang saudagar. Insya Allah lebih bisa membahagiakan Fatimah. "Inilah persaudaraan dan cinta", gumam Ali. "Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan fatimah atas cintaku."
Subhanallah.....
Dan Allah pun membalas keikhlasan Ali dengan menerbitkan kembali tunas harapan dihatinya. Lamaran Ali di tolak, dan Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.

Ah, tenyata ujian itu belum berakhir. Setelah Abu Bakar, datanglah Umar Bin Khattab melamar fatimah. Seorang lelaki yang gagah perkasa yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani mengangkat muka. Seorang laki-laki yang membuat syaitan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut. Ya, dia-lah Al Faruq sang pemisah kebenaran kebathilan. Meski Umar masuk Islam belakangan, siapa yang menyangsikan ketulusannya?? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman.? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dari segala segi, Umar jauh lebih layak daripada dirinya. Dan ia sadar, mencintai tak harus memiliki.... Ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilahkan. Yang ini pengorbanan.

Ali pun bingung ketika lamaran Umar juga di tolak. Dan setelah didesak kawan-kawannya, ia pun memberanikan diri untuk menghadap Nabi, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fatimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi disana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tak ada yang di punyai Ali kecuali iman dan ilmu, hati dan pedang. Tapi untuk meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Membuat fathimah menantikannya dibatas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan.!
"ENGKAU PEMUDA SEJATI WAHAI ALI...!"
Begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang bertanggung jawab atas rasa cintanya. Pemuda yang akan siap memikul atas pilihan-pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Dan lamaran Ali pun di jawab oleh Baginda Rasul : "Ahlan Wa Sahlan.."
Allahu Akbar...

Dan kamu tahu apa arti ucapan Nabi SAW itu??? Ahlan Wa Sahlan.!! Selamat datang. Artinya Lamaran Ali di terima oleh ayah Fathimah, Rasulullah SAW ...
Subhanallah... Allahu Akbar...

Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti Sayyidina Ali. Ia mempersilahkan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian. Dan bagi pecinta sejati, selalu ada manis dalam mengecap keduanya. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan keikhlasan hamba-Nya. Karena Insya Allah akan selalu ada senyum bahagia di wajah cinta...

Barakallahufikum...

Comment (1)

cinta memang luar biasa,
andai saja bisa kita terjemahkan
dengan tuntas apa maksud cinta?
Allah..kutitipkan cinta ini
sekiranya Engkau sampaikan
pada saat & orang yang tepat..

Posting Komentar

Tafadhal for give comment